Kenal sama ZWIFT gara-gara follow Strava Ted King dan Laurens Ten Dam, kemudian sebagai penonton setia GCN (Global Cycling Network) di Youtube, gatel juga pingin tahu. Sekilas disini saya coba review mulai dari mencari alat kompatibel untuk ZWIFT, proses pencarian gadget, hingga pengalaman pertama main ZWIFT.
Kamis, 31 Desember 2015
Senin, 14 Desember 2015
YSCC New Photo
Sabtu, 21 November 2015
Push Your Cycling Limit!
Tidak terasa, sudah 146 hari sejak saya putuskan untuk memulai bersepeda lagi. Sudah 17 kg lemak, well, paling tidak sebagian besar, sudah diubah melalui glukoneogenesis menjadi glukosa untuk bahan bakar otot kaki saya memutar crank dan akhirnya menggerakan roda belakang sepeda balap saya. Lebih dari 1800 km saya menjelajah penuh kenikmatan diatas sepeda balap saya.
Perjalanan bersepeda saya sudah cukup lama, walaupun pasang surut pasti ada. Sejak 2007, setelah membeli sepeda hybrid berjudul Polygon Heist seharga 1,6 juta pakai uang tabungan yang saya kumpulkan dengan main band dari satu cafe ke cafe lain pada jaman itu. Saya jatuh cinta dengan terpaan angin yang menggelitik kulit saya, sapaan sesama pemakai sepeda di jalan raya sering kita rasakan sebagai penyemangat dikala kaki mulai kram.
Sabtu, 21 November 2015 - Laguna Loop
Perjalanan bersepeda saya sudah cukup lama, walaupun pasang surut pasti ada. Sejak 2007, setelah membeli sepeda hybrid berjudul Polygon Heist seharga 1,6 juta pakai uang tabungan yang saya kumpulkan dengan main band dari satu cafe ke cafe lain pada jaman itu. Saya jatuh cinta dengan terpaan angin yang menggelitik kulit saya, sapaan sesama pemakai sepeda di jalan raya sering kita rasakan sebagai penyemangat dikala kaki mulai kram.
Minggu, 01 November 2015
(Kembali) Memulai Bersepeda
Dalam perjalanan saya kembali menggeluti
olahraga bersepeda, saya menemukan kenyataan bahwa untuk memulai bersepeda saat
ini lebih sulit bila dibandingkan ketika saya mulai bersepeda dahulu kala. Ya, kala
rambut kaki saya belum gondrong seperti
sekarang. Ketika panjang kaki saya tidak lebih dari dua buah bidon ukuran 500
cc ditumpuk.
Pada saat saya masih berusia sekitar 4
tahun.
Pada masa itu, tantangan bersepeda yang
paling berat bagi seorang bocah ingusan seperti saya adalah, “Bagaimana caranya
saya bisa menjaga keseimbangan dalam berkendara menggunakan hanya dua buah
roda?” Dua roda kecil yang menjaga agar saya tidak jatuh, satu persatu dilepas
sampai akhirnya saya bisa bebas berkelana dengan kendaraan beroda pertama saya.
Dan akhirnya bersepeda menjadi bagian masa kanak-kanak saya. Sampai saya
berhenti bersepeda sejak saya kenal dunia perkuliahan.
Kamis, 29 Oktober 2015
Catatan Finisher Terakhir Audax Solo 2015 – Bagaimana Bertahan Sampai Akhir
Sifat makhluk hidup adalah berpindah tempat, itu kata buku teks IPA
anak SD jaman 80-90’an di Indonesia seperti saya. Olahraga sepeda adalah salah
satu contohnya, dan mengapa olahraga menjadi penting, sebab saya sangat
terinspirasi oleh suatu dialog di film Dead Poet’s Society (1989) – bukan,
bukan Carpe Diem (terima kasih sudah mencoba menebak dan ikut bermain) - dimana
John Keating yang diperankan oleh Robin Williams berkata “Sports are a chance for us to make other
human beings push us
to excel”.
Sebenarnya jika judul tulisan ini
dijawab secara singkat, mengenai bagaimana bertahan sampai akhir, maka jawabannya
adalah semangat untuk terus bergerak. End of story. And we can all go on with
our lives. Tetapi seperti kata Hubert Laws: “When you listen to someone
improvise, the notes that are played are only half the story.", maka paragraf
selanjutnya adalah cerita dibalik itu.
Rabu, 28 Oktober 2015
Solo Audax 2015 - Catatan ZHD
Ini
adalah event Audax yang pertama kali saya ikuti. Walaupun beberapa kali saya
pernah gowes diatas 100 km, tetapi tetap terasa menegangkan oleh karena ada
batasan waktu gowes, para peserta yang tergolong "bandit"
Hal yang
paling saya khawatirkan dari menjalani Audax adalah suhu panas yang ekstrim
(42-45 derajat Celcius) dan angin. Rute yang ditentukan oleh panitia sama
sekali belum pernah saya lewati, walaupun status saya sebagai peserta lokal.
Ada 2
pilihan untuk rute Audax Solo, normal group (190km dengan 1800m elevasi) dan
fast group (220km dengan 2100 elevasi), saya sadar diri untuk mengikuti group
normal yang tetap terasa tidak normal bagi saya.
Minggu,
25 Oktober 2015 pukul 05.30 kami serempak berangkat dari hotel Aston Solo
menuju Balaikota Surakarta yang berjarak 2 km, untuk mendapat sambutan dan
ceremony pelepasan dari walikota.
Minggu, 25 Oktober 2015
YSCC goes to Lombok
Mengisi waktu long wekend 1-3 mei, 7 anggota YSCC mencoba rute
yang cukup menantang dengan gowes di lombok nusa tenggara barat. Kebetulan di
Mataram ada 3 anggota sebagai dokter bedah tulang disana, dr. Dimas, SpOT, dr. Arifandi, SpOT dan dr. Ferdian, SpOT, ditambah 3 dari Surabaya dr. Dewangga, SpB,
dr. Theri, SpOT, dr. Achmadi, SpOG dan 1 dari Solo dr Zuhad ,SpOT.
MARKICAL (Mari Kita Mancal) - “Banyak Mancal Banyak Rejeki”
Bersepeda merupakan olah raga low impact yang bisa
dilakukan secara individu atau tim bersama dengan teman berkelompok jadi sangat
menyenangkan.
Manfaat rutin
bersepeda
1.
Kardiovaskular
Jantung yang sehat mengurangi resiko penyakit kardiovaskular. Bersepeda secara teratur dapat menstimulasi dan meningkatkan kinerja jantung, paru-paru dan sirkulasi darah. Otot jantung menjadi lebih kuat, denyut nadi lebih teratur dan mengurangi tingkat lemak darah.
Jantung yang sehat mengurangi resiko penyakit kardiovaskular. Bersepeda secara teratur dapat menstimulasi dan meningkatkan kinerja jantung, paru-paru dan sirkulasi darah. Otot jantung menjadi lebih kuat, denyut nadi lebih teratur dan mengurangi tingkat lemak darah.
History of YSCC
YSCC-Chirurg
Young Surgeon Cycling Community, kumpulan dokter bedah penghobi
sepeda roadbike.
Di tengah kesibukan sebagai dokter bedah, para dokter ini bersepakat
untuk membuat perkumpulan karena kesamaan passion yaitu main roadbike. Nama yang di sepakati adalah YSCC (Young Surgeon Cycling Community)-Chirurg, karena isinya dokter2 bedah dan dokter kandungan yang masih
tergolong muda dan beberapa dokter yang masih menempuh pendidikan spesialis
bedah.
Kamis, 22 Oktober 2015
Senin, 12 Oktober 2015
Memulai Bersepeda
Olahraga sepeda adalah salah satu olahraga yang
memiliki banyak penggemar. Selain untuk olahraga, bersepeda juga dapat
digunakan untuk alat transportasi murah dan menyehatkan. Bersepeda memiliki
keunggulan dibanding kebanyakan olahraga lain, yaitu tidak didapatkan tekanan
pada sendi lutut (tidak menopang berat badan dan tidak ada gerakan loncat).
Dengan semakin maraknya olahraga sepeda di Indonesia,
semakin banyak orang yang tertarik untuk mulai bersepeda sebagai bagian dari
gaya hidupnya. Hanya saja untuk sebagian besar, pemilihan jenis sepeda menjadi
salah satu tantangan bagi seorang calon pesepeda untuk pertama kali memulai
rencana mereka untuk membeli sepeda. Sepeda jenis apa yang harus saya beli? Ada
berapa jenis sepeda? Apakah bersepeda merupakan olahraga yang mahal?
Umumnya masyarakat hanya mengenal 2 jenis sepeda.
Sepeda gunung, yang umumnya dipakai untuk medan atau jalanan yang lebih
bervariasi, bahkan sampai ke gunung-gunung, atau sepeda jalan, yang umumnya
digunakan sebagai alat transportasi sehari-sehari. Sepeda jengki, sepeda
onthel, bagi sebagian awam, masuk kedalam jenis sepeda ini. Pada prinsipnya
sepeda manapun di atas dapat digunakan di jalan raya, tetapi optimalisasi
berbeda tiap jenisnya. Misalnya sepeda untuk down hill alias menuruni
bukit, mempunyai suspensi yang sangat panjang dan kuat, ban dengan tonjolan
yang dalam untuk menggigit di tanah atau lumpur, apabila digunakan di jalan
raya akan sangat tidak efisien dan menghabiskan tenaga pengendaranya.
Langganan:
Postingan (Atom)